Nyadran Padukuhan Klegung & Ledek Tayub Nguri Uri Budaya Jawi

Budaya Katongan

Wartodeso Senin 12 Juni 2023, Padukuhan Klegung, Katongan, Nglipar, Gunungkidul, menjadi saksi perayaan budaya yang menggetarkan dengan penyelenggaraan Kenduri Nyadran di Resan Sawangan, dimulai pukul 09.00 WIB. Acara dimulai dengan nuansa spiritual yang kental melalui doa bersama dan ikrar kenduri nyadran, yang dipimpin dengan khidmat oleh Ustadz Subarjo Saleh, seorang pemuka agama yang disegani di wilayah tersebut.Lurah Jumawan, selaku kepala kalurahan Katongan, menyampaikan sambutan yang memperdalam makna acara ini. Ia menegaskan betapa pentingnya nguri uri budoyo jawi, yaitu melestarikan tradisi dan seni budaya Jawa, khususnya dalam konteks kenduri nyadran. Lurah Jumawan mengajak semua warga untuk bersama-sama menjaga dan memperkaya warisan budaya yang telah diterima dari para leluhur.

Kenduri Nyadran ini menjadi panggung kebersamaan, dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, antara lain Lurah Pilangrejo dan Lurah Kedungpoh. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan yang kuat terhadap upaya pelestarian budaya dan tradisi lokal. Tak hanya itu, Muspika Kapanewon Nglipar dan perwakilan dari Dinas Kebudayaan/Kundho Kabudayan turut hadir, menambah keberagaman dan kekayaan acara tersebut. acara semakin meriah saat mencapai puncak ketika acara yang dinantikan tiba, yaitu hiburan tari ledhek tayub dari sanggar Bale Kinasih Semin yang dikomandoi oleh Nikenesia, dengan Sindennya yang memukau, Masda Yusuf. Tarian ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga ekspresi seni yang menghormati keberagaman budaya dan sekaligus mempererat ikatan sosial di antara masyarakat.

Setelah serangkaian acara di Sawangan Klegung berakhir pada pukul 12.00 WIB, kenduri nyadran dilanjutkan dengan mengunjungi Rumah Alm Mbah Warso atau yang dikenal sebagai Rumah Tabon, tempat bersejarah yang pernah menjadi kediaman mantan Lurah Katongan, Suwarno. Di sini, warisan sejarah hidup dan budaya terus diselami, memberikan pengalaman yang mendalam kepada para peserta.Seni Tandak Ledhek Tayub tak berhenti di situ. Acara berlanjut dengan berpindah ke Bale Agung Budaya milik Haji Suparto sekitar jam 13.00 WIB. Pergeseran lokasi menjadi kesempatan untuk mengakrabi lebih banyak lingkungan masyarakat, memupuk rasa kebersamaan, dan menyaksikan keragaman budaya yang terus berkembang.Puncak kesenian Tandak Ledhek Tayub di Balai Padukuhan Klegung dimulai pada jam 15.00 hingga 17.00 WIB. Merupakan penutup yang megah dan meriah, acara ini mencerminkan semangat kebersamaan, kecintaan terhadap seni, dan penghargaan terhadap tradisi yang dilestarikan. Melalui kemeriahan tersebut, warga tidak hanya mengenang akar budaya mereka tetapi juga menciptakan kenangan yang akan terus diwariskan ke generasi mendatang.

Reporter : Syahrul

Editor : Andi JP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *